JAKARTA, Corongpublik.com- Sikap bungkam empat anggota DPRD Halmahera Selatan dari Daerah Pemilihan (Dapil) Makian-Kayoa (Makayoa) terkait isu pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) Makayoa menuai kritik tajam.
Kritik tersebut disampaikan oleh Reza A. Syadik, seorang aktivis muda asal Desa Orimakurunga yang kini berdomisili di Jakarta. Pernyataan keras Reza disampaikan melalui sebuah video yang diunggah di kanal YouTube dan tersebar luas pada Kamis, (22/5/2025).
Kritik ini muncul di tengah memanasnya perdebatan publik mengenai pro dan kontra pemekaran DOB Makayoa. Reza menyayangkan sikap diam para anggota DPRD dapil Makayoa yaitu Muslim Hi. Rakib, Gufran Mahmud, Fadila Mahmud, dan Iwan Nan yang tidak menunjukkan sikap tegas terhadap isu DOB. Ia menilai publik berhak tahu apakah wakil rakyat ini mendukung atau menolak DOB Makayoa.
Dalam videonya, Reza juga menyoroti panitia DOB Makayoa yang baru dibentuk agar tidak hanya terjebak dalam kegiatan seremonial dan eksis di media sosial. Ia mendorong panitia segera membangun komunikasi politik dengan DPRD, serta melakukan konsolidasi ke akar rumput di seluruh wilayah Makean dan Kayoa.
“Perjuangan DOB bukan sekadar simbol, tapi kerja nyata. Libatkan tokoh adat, pemuda, mahasiswa, dan masyarakat di tiap desa,” tegas Reza.
Ia mendesak agar forum resmi segera dibentuk sebagai ruang klarifikasi dan tukar pikiran yang terbuka dan mendalam mengenai gagasan DOB, sehingga tidak hanya menjadi wacana spekulatif di media online.
Reza juga mengingatkan bahwa tanpa kajian akademik yang kuat dan kerangka kerja pemekaran yang jelas, perjuangan DOB akan kehilangan legitimasi. Ia menolak jika semangat DOB hanya digunakan sebagai proyek elitis demi pencitraan politik atau penggalangan anggaran berdasarkan kepentingan sempit.
“Kami mendukung DOB Makean-Kayoa, tapi perjuangan ini harus murni demi mengatasi ketertinggalan pembangunan. Jika serius, bentuk forum resmi, jangan hanya berperang opini di media,” tutupnya.