Cuaca Buruk, Kapal Barcelona 1 Rute Ternate-Ambon Balik Haluan

142
Kapal Barcelona 1 yang mengangkut sekitar 200 calon siswa TNI dan penumpang umum lainnya terpaksa balik haluan ke Pelabuhan Ternate setelah dihantam gelombang tinggi (Foto: CPN)

TERNATE- Kapal Barcelona 1 yang mengangkut sekitar 200 calon siswa TNI dan penumpang umum lainnya terpaksa balik haluan ke Pelabuhan Ternate setelah dihantam gelombang tinggi di perairan Halmahera Selatan, Sabtu dini hari, 22 Juni 2025. Rombongan calon prajurit yang seharusnya melanjutkan seleksi di Kota Ambon pun harus menghentikan perjalanan.

Kapal milik perusahaan pelayaran swasta itu bertolak dari Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, pada Sabtu malam pukul 20.00 WIT. Namun sekitar pukul 04.40 WIT keesokan harinya, kapal kembali bersandar di pelabuhan asal. Cuaca buruk memaksa nakhoda memutar haluan demi keselamatan penumpang dan kru.

“Sudah sampai di Halmahera Selatan, tapi ombak besar dan angin kencang. Akhirnya kapal balik,” kata salah seorang penumpang yang enggan disebutkan namanya.

Pantauan  Media di dermaga menunjukkan kondisi muatan kapal yang acak-acakan. Beberapa kendaraan bermotor tergantung di mulut lambung kapal dan nyaris tercebur ke laut. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun insiden tersebut memantik pertanyaan soal kelayakan izin pelayaran di tengah peringatan cuaca ekstrem.

Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ahmad Yani Ternate yang dinilai gegabah dalam mengeluarkan izin berlayar. Padahal Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sudah mengeluarkan peringatan cuaca ekstrem sejak 21 hingga 23 Juni. Wilayah Maluku Utara diprediksi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dalam tiga hari berturut-turut.

Minimnya kehati-hatian dalam mengantisipasi risiko pelayaran menuai kritik, terutama karena kapal tersebut membawa rombongan calon personel militer yang jumlahnya tak sedikit. “Kalau izin tetap dikeluarkan di tengah prakiraan cuaca ekstrem, ini jelas kelalaian,” ujar Bahrudin Parangi salah satu aktivis keselamatan pelayaran

Seorang penumpang mengungkapkan bahwa kapal membawa penumpang melebihi kapasitas. Akibatnya, beberapa tempat tidur harus digunakan oleh dua orang, sementara sebagian penumpang lainnya bahkan tidak kebagian tempat tidur dan terpaksa tidur beralaskan lantai kapal.

Tak hanya itu, banyak penumpang juga mengeluhkan tidak adanya kepastian informasi terkait jadwal keberangkatan. Sebagian dari mereka telah menginap di hotel-hotel sekitar pelabuhan sembari menunggu kejelasan.

Yus Tjingaisa salah seorang penumpang saat diwawancarai menyampaikan bahwa mereka mengalami trauma akibat insiden tersebut dan memilih menunda keberangkatan hingga kondisi cuaca benar-benar membaik. Mereka juga meminta agar biaya tiket yang telah dibayarkan, sekitar Rp570.000 per orang, segera dikembalikan.

Hingga Berita ini diterbitkan, pihak KSOP Ahmad Yani Ternate dan Pihak Nahkoda Kapal Barcelona 1 pun belum memberikan keterangan resmi.