Duka Menyelimuti Halmahera Utara, Hein Namotemo, Sang Arsitek Pembangunan Daerah, Tutup Usia

78

HALUT, Corongpublik// Duka mendalam menyelimuti masyarakat Halmahera Utara, Jumat (5/12/2025), setelah mantan Bupati Ir. Hein Namotemo wafat pada pukul 10.22 WIT di RSUD Tobelo. Kabar kepergian tokoh pembangunan ini langsung menggetarkan masyarakat Halmahera utara, mulai dari para pemangku adat, pejabat pemerintahan, hingga warga kecil yang selama ini merasakan hasil kepemimpinannya.

Kepergian Hein Namotemo bukan sekadar kehilangan seorang mantan kepala daerah, tetapi juga sosok pahlawan daerah yang membangun Halmahera Utara pada masa-masa awal pemekaran. Ia dikenang sebagai pemimpin yang bekerja senyap namun meninggalkan jejak pembangunan yang kuat.

Selama dua periode kepemimpinannya, 2005-2010 dan 2010-2015, almarhum dianggap berhasil memantapkan fondasi infrastruktur, tata pemerintahan, serta hubungan sosial budaya di wilayah yang kala itu sedang bertumbuh pesat. Kesederhanaan, keterbukaan, dan ketegasannya membuatnya dihormati sebagai pemimpin yang hadir di tengah masyarakat.

Pengabdian panjang Hein Namotemo di pemerintahan dimulai jauh sebelum ia menjabat bupati. Kariernya antara lain mencakup posisi Kepala Seksi Pembangunan Dunia Usaha Bappeda Tk II Maluku Utara (1990-1992) dan Kepala Bidang Ekonomi Bappeda Tk II Maluku Utara (1998-1999). Pengalaman teknokratis ini menjadikannya sosok perencana pembangunan yang matang, melahirkan kebijakan yang terarah dan berjangka panjang.

Di bidang kebudayaan, almarhum juga dikenal sebagai penjaga nilai adat. Sebagai Ketua Adat Nusantara Indonesia, ia dihormati sebagai figur pemersatu yang menjaga marwah tradisi serta menanamkan pentingnya identitas budaya bagi generasi muda.

Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara turut menyampaikan belasungkawa resmi. “Beliau adalah bagian penting dari sejarah Halmahera Utara. Pengabdian dan jasanya tidak akan dilupakan,” ujar perwakilan pemda, seraya menyebut almarhum sebagai pahlawan yang membangun karakter sekaligus infrastruktur daerah.

Keluarga almarhum menyampaikan rasa syukur atas dukungan masyarakat. “Kami kehilangan suami, ayah, dan teladan. Namun kami bangga karena beliau dicintai masyarakat. Terima kasih atas doa dan perhatian semua pihak,” ungkap salah satu anggota keluarga.

Sejak kabar duka tersebar, gelombang warga dari berbagai kecamatan memenuhi RSUD Tobelo untuk memberikan penghormatan terakhir. Bagi mereka, Hein Namotemo bukan hanya pejabat, tetapi putra terbaik Tobelo-Galela yang mendedikasikan hidupnya bagi kemajuan daerah.

Hingga berita ini diturunkan, pemerintah daerah dan keluarga belum menetapkan lokasi pemakaman. Namun masyarakat sepakat bahwa warisan kerja keras, teladan moral, dan kecintaan almarhum terhadap Halmahera Utara akan terus hidup dalam ingatan kolektif.

Ir. Hein Namotemo telah berpulang, tetapi jejak pengabdiannya akan selalu menjadi bagian sejarah Halmahera Utara seorang pemimpin yang hidup untuk rakyat dan pergi dengan membawa cinta seluruh masyarakatnya.

—Chen/Red—