GMNI Halbar Kutuk Supir Bus Kampus Cabuli Keponakan, Desak APH Bertindak Tegas

139

JAILOLO, Corongpublik// Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Halmahera Barat mengecam keras tindakan bejat seorang sopir bus kampus di wilayah setempat yang tega mencabuli keponakannya sendiri selama bertahun-tahun. Kasus ini dinilai mencoreng nilai kemanusiaan dan harus segera ditangani secara serius oleh aparat penegak hukum.

Sekretaris Cabang GMNI Halbar menegaskan, kasus pencabulan dalam lingkup keluarga bukanlah masalah biasa, melainkan isu darurat sosial yang membutuhkan penanganan sistematis dan berkelanjutan. Penegakan hukum, kata dia, tidak hanya harus fokus pada penghukuman pelaku, tetapi juga memastikan pemulihan trauma bagi korban.

“Kami tidak akan tinggal diam terhadap kasus amoral ini. Pencabulan terhadap anak adalah kejahatan kemanusiaan yang berat dan bisa meninggalkan luka psikologis berkepanjangan pada korban,” tegas Aji Pratama, perwakilan GMNI Halbar.

Lebih lanjut, GMNI mendesak aparat penegak hukum (APH) Halmahera Barat agar memprioritaskan kasus ini dan menjatuhkan hukuman seberat-beratnya kepada pelaku. GMNI menilai, ketegasan hukum penting untuk memberikan efek jera sekaligus melindungi anak-anak dari kejahatan serupa.

Selain itu, GMNI Halbar juga meminta Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Halmahera Barat turun tangan mengawal jalannya proses hukum. Dinas diharapkan memberikan pendampingan intensif serta dukungan psikologis agar korban dapat pulih dari trauma mendalam.

Menurut GMNI, kasus ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak bahwa perlindungan anak adalah tanggung jawab bersama. Mereka menilai pengawasan terhadap lingkungan keluarga dan institusi pendidikan harus diperketat agar praktik predatorisme seksual tidak kembali terulang.

GMNI Halbar menegaskan, jika penanganan kasus ini lamban, mereka siap melakukan aksi turun ke jalan untuk menekan aparat hukum agar serius menuntaskan kasus pencabulan yang telah melukai rasa kemanusiaan masyarakat Halmahera Barat. (Tim/Red)