Guru Honorer Hantam Kepala Sekolah Diduga Dipicu Pemberhentian Kerja

306

MOROTAI, 23 Juli 2025- Aksi kekerasan terjadi di lingkungan pendidikan Kabupaten Pulau Morotai. Seorang oknum guru honorer di SMA Muhammadiyah 4 Pangeo, berinisial MM, nekat memukul kepala sekolahnya sendiri, AU, di ruang kantor sekolah, Kamis siang (24/7).

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 12.30 WIT. MM disebut emosi usai mempertanyakan status pemberhentian dirinya sebagai tenaga pendidik. Belum sempat mendapatkan penjelasan tuntas, MM melayangkan pukulan ke wajah AU hingga menyebabkan luka dan berdarah.

“Saya hanya ingin tahu alasan saya diberhentikan dan dikeluarkan dari grup WA. Tapi kepala sekolah menjawab dengan nada tinggi, jadi saya pukul,”ujar MM saat dikonfirmasi.

Namun di balik insiden tersebut, MM juga melontarkan tuduhan mengejutkan. Ia menyebut pemberhentiannya tidak beralasan, serta menyayangkan dugaan tindakan pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh kepala sekolah terhadap siswi-siswinya.

Menanggapi tuduhan itu, Kepala Sekolah AU angkat bicara. Ia menyebut tudingan MM tidak berdasar dan merupakan upaya kriminalisasi terhadap dirinya.

“Saya tidak pernah mengeluarkan SK pemberhentian. Yang terjadi, ada wacana penghentian sementara terhadap beberapa guru honorer karena belum ada realisasi dana BOSDA dari pemerintah provinsi. Gaji mereka sebelumnya diambil dari iuran komite yang kini digratiskan,” jelas AU.

AU menambahkan, MM dan dua guru lainnya baru mengabdi selama kurang lebih empat bulan, sehingga belum terdaftar dalam skema dana BOSP untuk pembiayaan guru honorer.

“Terkait tudingan pelecehan seksual, AU menegaskan“Itu fitnah. Rekaman yang beredar sudah dipotong dan dipelintir. Tidak ada ungkapan yang melampaui batas antara saya dan siswa. Saya hanya menyampaikan bahwa saya peduli pada mereka sebagai pendidik.”

AU juga menjelaskan kronologi saat dirinya memanggil beberapa siswi ke ruangannya untuk klarifikasi soal perilaku minum-minuman.

“Saya panggil satu per satu, termasuk siswi berinisial RD. Di dalam ruangan juga ada guru lain. Saya hanya bilang, ‘Kalau kamu tidak ingin dipanggil orang tuamu, dan minta menghadap sendiri, itu artinya saya sayang kamu sebagai murid, karena saya tahu orang tuamu keras.’ Itu konteksnya,”pungkasnya.

Sementara itu, kasus ini kini menjadi perhatian pihak sekolah dan masyarakat setempat. Pihak berwenang diminta turun tangan mengusut dugaan kekerasan dan pelecehan yang saling dilontarkan. (Ahlit/Red).