Klarifikasi Janggal Masdar Mansur, Cermin Kedunguan Politik DPRD Halmahera Selatan

38
Sayuti Melik (Sekbid. Pendidikan, Kebudayaan dan Riset Pengurus Pusat Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara)

JAKARTA, Corongpublik// Peristiwa politik memalukan mencuat di Halmahera Selatan. Anggota DPRD dari Fraksi PDIP Masdar Mansur, tersandung jejak digital yang ia ciptakan sendiri. Klarifikasi berlapis dan saling bertentangan membuat publik menilai Masdar gagal menjaga integritas sebagai wakil rakyat.

Sayuti Melik, Sekbid Pendidikan Kebudayaan dan Riset PP Forum Mahasiswa Pascasarjana Maluku Utara menilai kasus ini sebagai potret kedunguan politik. “Masdar bukan jatuh karena substansi melainkan karena kebohongan dan kegagalannya mengelola tanggung jawab sebagai wakil rakyat,” tegasnya (5/9/2025).

Masalah bermula pada 3 September 2025 ketika Masdar mengakui kepada media bahwa status Facebook yang menyebut wacana pembubaran DPR sebagai “orang goblok” adalah miliknya. Ia hanya berdalih status itu sudah dihapus sejak dua minggu lalu. “Kalau ada yang tersinggung, saya sampaikan permohonan maaf,” ucapnya.

Namun sehari kemudian, 4 September klarifikasi berubah. Bukan dari akun resmi Masdar melainkan dari akun Ichy Assifa Amahoro perempuan yang disebut calon istrinya. Ichy mengaku bahwa dialah penulis status tersebut. Ironisnya, pengakuan itu justru dibantah oleh tulisannya sendiri yang meragukan cara penulisan status itu.

Kedua unggahan status asli Masdar maupun klarifikasi Ichy kini sudah dihapus. Namun tangkapan layar beredar luas menunjukkan kontradiksi yang telanjang. Publik menilai ada skenario klarifikasi palsu yang dipaksakan itu memperkuat dugaan adanya upaya mengelabui rakyat.

Menurut Sayuti, ada tiga pola kedunguan dalam kasus ini pertama, Seorang anggota DPRD tidak mampu bertanggung jawab atas perbuatannya dan justru menyalahkan orang lain, bahkan calon istri. Kedua, Menganggap publik bisa ditipu dengan menghapus jejak digital dan yang ketiga, Alih-alih jujur ia menambah kebohongan baru untuk menutupi kesalahan.

“Klarifikasi yang saling bertentangan ini bukan hanya soal etika pribadi, melainkan krisis integritas politik. Bagaimana mungkin wakil rakyat yang digaji dari uang rakyat bersembunyi di balik akun orang lain?” ujar Sayuti.

Kasus Masdar lanjutnya, bukan perkara sepele. ini soal kredibilitas DPRD Halmahera Selatan yang tercoreng oleh perilaku anggotanya sendiri. Jika praktik kebohongan dibiarkan, DPRD hanya akan menjadi panggung komedi politik alih-alih lembaga terhormat.

“Publik tidak bodoh. Jejak digital tidak bisa dihapus dan akal sehat rakyat jauh lebih tajam dari klarifikasi palsu. Masdar mungkin bisa bersembunyi di balik nama calon istri tapi ia gagal menunjukkan integritas sebagai wakil rakyat,” pungkas Sayuti.

_(Tim/Red)_