BANDUNG, 15 Juli 2025- Kongres XXII Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang digelar di Gedung Merdeka, Kota Bandung, Senin (15/7/2025), dibuka di tengah gelombang aksi penolakan. Puluhan massa yang mengatasnamakan GMNI menggelar demonstrasi di depan Gedung Asia Afrika, menolak jalannya kongres yang dianggap kontroversial.
Ketegangan sempat memanas saat demonstran berupaya mendekati area kongres. Namun, aparat TNI-Polri bergerak cepat mengendalikan situasi dan membubarkan massa yang dinilai mencoba mengganggu jalannya acara resmi. Aksi itu disebut sebagai bentuk sabotase terhadap forum sah yang telah memperoleh legitimasi hukum.
Meski diwarnai protes, jalannya kongres tetap berlanjut. Ketua Umum DPP GMNI, Imanuel Cahyadi, dalam pidato pembukaannya menegaskan bahwa Kongres XXII ini adalah forum konstitusional yang legal berdasarkan putusan Mahkamah Agung.
“Dengan keluarnya putusan Mahkamah Agung, arah organisasi sudah jelas. Hasil Kongres Ambon yang selama ini kita perjuangkan telah mendapatkan legitimasi penuh. Maka saya tegaskan, Kongres XXII ini sah dan legal,” ujar Imanuel dengan tegas.
Kongres kali ini juga menandai momen penting bagi GMNI. Hadir sejumlah tokoh senior seperti Soko Sudarso, guru kader GMNI, serta Totok Suryawan, putra bungsu Bung Karno dari Ibu Kartini Manopo. Tak ketinggalan Mas Cokro, mantan Sekjend Presidium GMNI..
Menanggapi aksi unjuk rasa di luar, Imanuel menyebut para demonstran sebagai bagian dari keluarga besar GMNI yang sedang mengekspresikan dinamika organisasi. Ia memilih untuk merangkul, bukan menyingkirkan.
“Mereka tetap saudara kita. Ini dinamika wajar dalam organisasi besar. Tapi mari kita kedepankan forum resmi untuk menyatukan visi,”katanya.
Imanuel juga mengungkapkan bahwa meskipun ada upaya menghalangi, hampir seluruh cabang GMNI tetap hadir.
“Hanya satu cabang yang belum hadir. Itu artinya, 99% cabang GMNI se-Indonesia solid mendukung jalannya kongres ini,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kongres XXII ini disebut sebagai“Kongres Kedaulatan” sekaligus“Kongres Persatuan”, mencerminkan menguatnya kesadaran kolektif di kalangan kader.
“Momentum ini bukan hanya soal pemilihan ketua, tapi soal menyatukan kembali semangat perjuangan Marhaenisme di seluruh tanah air,” pungkas Imanuel.
Kongres dijadwalkan berlangsung beberapa hari ke depan, dengan agenda utama pemilihan ketua umum, penyusunan program strategis, serta penguatan ideologi Marhaenisme di kalangan kader muda.(Risky/Red).