Literasi Budaya Perkuat City Branding “Ternate Kota Rempah”

58
Para murid nampak bersemangat ketika bersama Bunda Literasi

TERNATE, Corongpublik// Suasana penuh antusiasme mewarnai pelataran Museum Rempah-Rempah di kawasan cagar budaya nasional, Benteng Oranje, Kamis (4/9) pagi. Ratusan anak-anak PAUD bersama orang tua dan guru mereka berpartisipasi dalam kegiatan literasi budaya yang dirancang untuk memperkuat city branding “Ternate Kota Rempah”.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Taman Imajinasi dan Literasi (TAMSIL) Ngofa se Dano Andalan Kota Ternate, gagasan dari Ketua TP PKK sekaligus Bunda Literasi Kota Ternate, Marliza M. Tauhid. Melalui pendekatan literasi budaya sejak usia dini, program ini bertujuan menanamkan nilai sejarah dan kejayaan Ternate sebagai pusat perdagangan rempah dunia di masa lampau.

“Ini adalah bentuk nyata dari gerakan literasi budaya, anak-anak tidak hanya belajar sejarah, tapi juga merasakan langsung atmosfer masa lalu di lokasi bekas pusat kekuasaan VOC,” ungkap Rinto Taib, Kepala Museum Rempah-Rempah sekaligus Sekretaris Dinas Kebudayaan Kota Ternate.

Museum Rempah-Rempah dan Museum Sejarah Ternate yang berada dalam kompleks Benteng Oranje benteng peninggalan Portugis dan Belanda menjadi saksi bisu kejayaan Ternate di era perdagangan rempah abad ke-16 hingga 18. Kala itu, Ternate memainkan peran sentral dalam jalur rempah global yang menghubungkan kepulauan Maluku dengan dunia Eropa.

“Melalui kunjungan ini, kami ingin anak-anak memahami bahwa kota tempat mereka tumbuh pernah menjadi pusat kekuasaan dan rebutan bangsa-bangsa Eropa karena rempah-rempahnya,” ujar Marliza. Ia menambahkan bahwa penguatan identitas sejarah ini penting sebagai bagian dari upaya memperkuat citra Ternate di mata nasional maupun internasional.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara TP PKK Kota Ternate, HIMPAUDI, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah, serta Dinas Kebudayaan Kota Ternate. Pemandu dari Museum Rempah-Rempah dan Museum Sejarah Ternate membimbing anak-anak menjelajahi ruang-ruang bersejarah sambil menceritakan kisah perjuangan dan kejayaan masa lalu.

Benteng Oranje, yang dahulu menjadi pusat komando VOC di Maluku, kini kembali menghidupkan fungsinya bukan sebagai pusat kekuasaan kolonial, tapi sebagai jantung edukasi sejarah dan kebudayaan lokal. Dengan semangat literasi dan pelibatan generasi muda, kota ini membuktikan bahwa warisan sejarah bukan hanya untuk dikenang, tapi juga untuk menginspirasi masa depan.

_(Tim/Red)_