HALSEL,Corongpublik.com- Sejumlah warga Desa Busua, Kecamatan Kayoa Barat, Kabupaten Halmahera Selatan, mempertanyakan transparansi dan ketepatan sasaran dalam penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) yang dibagikan pada Minggu, 8 Juni 2025. Bantuan yang sejatinya ditujukan untuk meringankan beban keluarga miskin itu justru diduga diterima oleh warga yang tidak memenuhi kriteria.
Kepala Desa Busua, Andi Hairudin, disebut-sebut mengabaikan prinsip keadilan dalam distribusi bantuan. Berdasarkan keterangan warga dan pantauan di lapangan, sejumlah penerima BLT tercatat juga menerima bantuan sosial lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Hal ini menimbulkan dugaan adanya penerima ganda serta tumpang tindih data bantuan.
Beberapa nama penerima ganda yang disebut warga antara lain Aiya Hamim, Sudin F. Ahmad, Amun Hi. Rasid, dan Agil Baolagei. Keempatnya diketahui masih tercatat aktif dalam program bantuan sosial lain dari pemerintah pusat.
“Banyak warga yang lebih layak justru tidak mendapat bantuan sama sekali. Yang dapat itu-itu saja, bahkan terkesan masih satu lingkaran keluarga dengan kepala desa,” kata salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.
Warga juga menilai pembagian bantuan tersebut sarat dengan praktik pilih kasih. Padahal, sesuai ketentuan, BLT Dana Desa seharusnya diprioritaskan kepada keluarga miskin ekstrem yang tidak menerima bantuan sosial lainnya.
“Kalau seperti ini terus, masyarakat kecil yang benar-benar membutuhkan malah diabaikan. Ini bukan sekadar masalah teknis, tapi juga soal keadilan sosial,” ujar warga lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Desa Busua, Andi Hairudin, belum memberikan klarifikasi terkait dugaan ketidaktepatan sasaran dalam penyaluran BLT tersebut. Warga berharap pemerintah kabupaten turun tangan mengevaluasi proses pendataan dan distribusi bantuan agar tidak memicu konflik sosial di tingkat desa.
(Jurnalis: Yudi/Red)
