PP Malut Kritik Rencana Gubernur Sherly Tjoanda Bangun Stadion di Sofifi

172

TERNATE,Corongpublik// Rencana Gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda, membangun lapangan sepak bola berstandar FIFA di Sofifi menuai kritik keras dari Organisasi Masyarakat Pemuda Pancasila (PP) Maluku Utara. PP menilai kebijakan tersebut tidak tepat dan berpotensi memicu konflik di dunia sepak bola Malut.

Sherly Tjoanda sebelumnya mengumumkan bahwa pembangunan stadion itu merupakan hasil kolaborasi Pemprov Malut bersama Yayasan YCAB dan klub sepak bola Bali United.

“Kami menerima bantuan lapangan bola standar FIFA di Sofifi sebagai simbol komitmen untuk terus memberdayakan generasi muda Maluku Utara menjadi versi terbaik dari dirinya,” tulis Sherly melalui akun Instagram pribadinya, Sabtu (4/10/2025).

Plh Ketua Pemuda Pancasila Malut, Samar Ishak, menilai proyek stadion itu hanya akan menciptakan perpecahan. Menurutnya, pemerintah seharusnya mendukung klub yang sudah ada, yaitu Malut United, yang kini tengah berkiprah di kancah nasional.

“Kenapa tidak dikembangkan yang sudah ada? Kalau dipaksakan, ini bisa jadi rusuh. Ibu Gubernur jangan memaksakan sesuatu karena nafsu,”tegas Samar kepada wartawan di Ternate.

Ia juga mempertanyakan alasan Pemprov Malut menggandeng Bali United. Samar menilai kehadiran Malut United sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Maluku Utara. Karena itu, ia mengingatkan agar Sherly Tjoanda tidak menciptakan konflik kepentingan antara suporter lokal dengan klub luar daerah.

Malut United sudah harumkan nama Malut. Pemprov seharusnya fokus mendukung klub ini, bukan memunculkan potensi konflik dengan suporter Bali United,”ujarnya.

Lebih lanjut, Pemuda Pancasila meminta agar Gubernur Sherly Tjoanda lebih memprioritaskan program kesejahteraan rakyat dibanding proyek stadion. Samar menyinggung program kesehatan gratis dan pendidikan gratis yang belum dirasakan maksimal, serta ruas jalan provinsi yang masih rusak parah di berbagai daerah.

Itu vital untuk rakyat, bukan stadion,” katanya.

Selain itu, Samar juga menyoroti masalah lingkungan yang belum menjadi perhatian serius pemerintah. Ia menyinggung maraknya deforestasi di Halmahera akibat aktivitas tambang ilegal yang berdampak pada kerusakan laut dan pencemaran lingkungan.

“Persoalan ini jauh lebih penting untuk segera ditangani daripada membangun stadion baru,” tambahnya.

Menurutnya, pemerintah seharusnya bisa menggandeng perusahaan tambang legal untuk ikut terlibat dalam memajukan sektor olahraga di Maluku Utara, bukan hanya menggantungkan dukungan dari satu pihak.

“Harusnya ada komitmen investasi tambang untuk olahraga. Tapi yang terlihat hanya Mineral Trobos, yang lain ke mana? Ini PR besar Gubernur,” tegasnya.

Atas dasar itu, Pemuda Pancasila Malut mengeluarkan empat pernyataan sikap. Pertama, meminta Presiden Prabowo Subianto menegur Gubernur Sherly Tjoanda karena dianggap sengaja memicu gesekan di masyarakat. Kedua, mendesak Kapolda dan Danrem Malut untuk memanggil Gubernur agar memberi klarifikasi atas rencana pembangunan stadion.

Ketiga, PP menegaskan tidak ingin konflik horizontal yang pernah terjadi di Maluku Utara terulang kembali. Dan keempat, jika aspirasi mereka diabaikan, PP Malut berencana mengkonsolidasikan kekuatan rakyat, ormas, serta komunitas suporter sepak bola untuk memboikot seluruh aktivitas di kantor Gubernur Sofifi dan rumah dinas Gubernur Sherly Tjoanda yang berada di Hotel Bela, Ternate. (Tim/Red)