Proyek RS Pulau Makian Dikecam, Dump Truck Diduga Langgar Kapasitas Jalan Hotmix

90

MAKIAN, Corong Publik// Pembangunan Rumah Sakit Pratama (RSP) di Pulau Makian menuai protes keras dari warga. Penyebabnya, mobilisasi material proyek yang menggunakan dump truck bertonase berat diduga melanggar kapasitas jalan hotmix yang hanya diperuntukkan bagi kendaraan ringan hingga sedang.

Front Perjuangan Masyarakat Pulau Makian menilai penggunaan dump truck tidak hanya keliru secara teknis, tetapi juga mengancam kerusakan infrastruktur jalan yang dibangun dengan dana publik. Mereka menuntut penghentian segera aktivitas tersebut, dan mendesak pihak kecamatan serta aparat penegak hukum untuk ambil tindakan tegas.

Jalan hotmix di Pulau Makian, yang menghubungkan Desa Suma dengan lokasi proyek RSP di Desa Rabutdaiyo, masuk dalam kategori jalan lingkungan. Jalan ini dirancang berdasarkan Lintas Harian Rata-rata (LHR) untuk kendaraan roda empat dan beban sedang.

Namun kenyataannya, oknum kontraktor justru mengerahkan dump truck untuk mengangkut material dalam jumlah besar, tanpa mempertimbangkan daya dukung dan ketahanan struktur jalan.

“Mereka bangun rumah sakit, tapi rusak jalan yang sudah ada. Ini ironi,” tegas Mursal, Koordinator Front Perjuangan Masyarakat Pulau Makian, saat ditemui pada Selasa (19/8/2025). Ia juga merupakan mantan Ketua BEM Teknik Sipil Universitas Muhammadiyah, yang menyoroti ketidaksesuaian teknis proyek dengan kondisi lapangan.

Menurut Mursal, jika praktik ini dibiarkan, maka jalan hotmix yang menjadi satu-satunya akses penting warga antar desa bisa rusak dalam waktu singkat. Hal ini dinilai sebagai bentuk pembiaran terhadap kerusakan infrastruktur yang dibiayai oleh anggaran publik.

Front Perjuangan Masyarakat Pulau Makian menuntut pemerintah kecamatan dan Polsek Pulau Makian segera turun tangan, serta memberhentikan aktivitas dump truck yang melintasi jalur tersebut.

“Kami tidak menolak pembangunan. Tapi membangun tanpa merusak bangunan lain jauh lebih penting. Kontraktor harus kerja dengan otak, bukan hanya dengan alat berat,” ujar Mursal.

Mereka juga mendesak agar kontraktor menggunakan alat angkut alternatif yang sesuai dengan kapasitas jalan, demi mencegah kerusakan yang lebih luas.

Sorotan terhadap pembangunan RS Pratama di Pulau Makian membuka pertanyaan lebih besar, Sejauh mana pengawasan pemerintah terhadap pelaksanaan proyek infrastruktur di wilayah kepulauan?

Warga menegaskan bahwa pembangunan tanpa memperhitungkan kondisi eksisting bukan hanya berisiko merusak aset negara, tapi juga menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap proyek-proyek pemerintah.(Tim/Red)*