MOROTAI, Corongpublik// Prosesi wisuda sarjana angkatan VII Universitas Pasifik Morotai yang digelar di Islamic Center CBD Morotai berubah menjadi sorotan tajam publik setelah puluhan orang tua wisudawan tidak mendapatkan tempat duduk selama acara berlangsung. Momen sakral itu justru menyisakan keluhan dan kekecewaan mendalam terhadap kinerja panitia.
Sekitar 50 orang tua dan keluarga wisudawan terpantau berdiri di area tamu undangan karena tidak tersedianya kursi. Beberapa dari mereka bahkan terpaksa mengangkat kursi sendiri dan menyusunnya agar bisa mengikuti jalannya sidang terbuka senat.
Kondisi ini memperlihatkan buruknya manajemen panitia serta lemahnya kesiapan teknis penyelenggara dalam mengatur tata ruang pada acara resmi universitas.
Salah satu orang tua wisudawan, Ibu Sita, menumpahkan kekecewaannya.
“Kami sudah jauh-jauh datang, sibuk mengurus segala keperluan anak kami, tapi sampai di tempat acara kami tidak dapat tempat duduk. Ini sangat mengecewakan,” ujarnya.
Kritik serupa juga datang dari para tamu lainnya. Banyak yang menilai panitia tidak menunjukkan profesionalisme dalam menangani kegiatan akademik sebesar wisuda sebuah acara yang seharusnya menjadi wajah universitas di mata masyarakat.
Sejumlah pengunjung menyebut kurangnya koordinasi antara pihak kampus dan panitia lapangan sebagai penyebab utama kekacauan. Bahkan, petugas keamanan dan protokol dinilai tidak sigap memberikan arahan kepada tamu yang kebingungan mencari tempat duduk.
Akibat insiden ini, citra Universitas Pasifik Morotai ikut tercoreng. Publik menilai kampus perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem kepanitiaan dan standar pelayanan dalam setiap kegiatan resmi.
“Wisuda bukan hanya seremoni kampus, tapi bentuk penghargaan atas perjuangan mahasiswa dan orang tua. Kalau pelaksanaannya amburadul, di mana letak penghargaan itu?” kata salah satu tamu yang enggan disebutkan namanya.
Masyarakat kini menunggu klarifikasi resmi dari rektorat dan berharap kampus tidak menutup mata atas kelalaian panitia. Ke depan, Universitas Pasifik Morotai diharapkan mampu memperbaiki tata kelola acara agar insiden semacam ini tidak kembali mencoreng nama baik kampus.
—Tim/Red—




