SANANA, Corongpublik// Ridho Guntoro kembali terpilih sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, melalui Konferensi Cabang (Konfercab) yang berlangsung aman dan tertib di Baliga Hotel, Desa Fagudu, Kecamatan Sanana, Selasa (9/11/2025). Ia menegaskan komitmennya untuk membenahi Sula melalui seruan “Banahi Sua”.
Pemilihan Ridho dilakukan melalui proses persidangan komisi dan disetujui sembilan dari 12 Ketua PAC PDIP Kepulauan Sula. Dengan demikian, Ridho kembali memimpin partai untuk periode 2025-2030 setelah sebelumnya menjabat pada 2019-2025.
Dalam pidato perdananya sebagai ketua terpilih, Ridho menekankan bahwa amanah tersebut bukan hadiah, melainkan tanggung jawab besar yang diberikan langsung oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Prof. Dr. Megawati Soekarnoputri. Ia mengingatkan seluruh kader bahwa partai tidak boleh hanya hadir saat pemilu, tetapi harus berada di tengah rakyat setiap saat.
Ridho juga menyuarakan keprihatinan atas kondisi daerah, mulai dari infrastruktur yang masih tertinggal, kesulitan nelayan mengakses pasar, hingga persoalan pendidikan dan kesehatan yang belum optimal. “BANAHI SUA. MAI LA TA BENAHI SUA,” tegasnya, menyebut kalimat itu sebagai panggilan nurani dan sejarah, bukan sekadar slogan.
Ia menegaskan bahwa dalam periode kepemimpinannya yang kedua, tidak ada lagi ruang bagi kader yang tidak bergerak, tidak disiplin, atau hanya mengejar posisi tanpa pengabdian. Sanksi organisasi disebut akan ditegakkan tanpa kompromi bagi kader yang tak tunduk pada aturan partai.
Ridho mengingatkan identitas PDIP sebagai partai yang lahir dari rahim wong cilik dan dibesarkan oleh gotong royong, bukan ambisi pribadi. Ia menargetkan lima tahun ke depan mesin partai harus bergerak aktif dari tingkat DPC, PAC, ranting hingga anak ranting melalui konsolidasi total, pembersihan budaya malas, rekrutmen kader militan, hingga digitalisasi gerakan partai.
Ridho juga menegaskan bahwa PDIP akan menjadi kekuatan politik yang solid dan dipercaya rakyat Sula, sekaligus menjadi mitra konstruktif dan pengingat bagi pemerintah daerah. Ia menyebut Pileg 2029 dan Pilkada 2030 sebagai momentum penting untuk mengembalikan harapan masyarakat Kepulauan Sula agar mendapat pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat.
—TIM/RED—




