Seleksi Atlet POPNAS Dinilai Janggal, Gubernur Diminta Evaluasi Kadispora Malut

95

TOBELO, Corongpublik// Proses seleksi atlet Maluku Utara untuk Pekan Olahraga Pelajar Nasional (POPNAS) 2025 menuai kritik tajam. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Maluku Utara, khususnya Bidang Prestasi, dituding tidak profesional dan sarat praktik nepotisme dalam menentukan atlet yang akan diberangkatkan.

Kekecewaan itu disuarakan oleh cabang olahraga (cabor) Pencak Silat Halmahera Utara. Mereka menilai proses seleksi yang dilakukan Dispora tidak transparan dan mengabaikan atlet-atlet berprestasi yang sebelumnya telah berhasil lolos melalui ajang Pra-POPNAS di Gorontalo.

Angki Latuwael, pelatih beladiri asal Halmahera Utara sekaligus aktivis olahraga Maluku Utara, mengecam keras tindakan tersebut. Ia menilai Dispora Malut seolah-olah melakukan sabotase terhadap atlet-atlet yang sudah jelas memiliki tiket resmi menuju POPNAS 2025.

“Tiga atlet kami sudah lolos melalui Pra-POPNAS Gorontalo, namun anehnya tidak satu pun dipanggil untuk mengikuti tes fisik dan pemusatan latihan menuju POPNAS,”ujarnya.

Menurut Angki, keputusan itu sangat mencurigakan. Sebab, ketiga atlet berprestasi dari Halut tersebut justru digantikan oleh atlet dari Ternate dan Tidore Kepulauan yang kalah dalam Kejurda beberapa waktu lalu.

“Lebih parah lagi, atlet pengganti itu adalah anak binaan pelatih Nafsir Johra, yang juga merupakan pegawai Dispora,”ungkapnya.

Ia menilai keputusan sepihak tersebut menunjukkan adanya indikasi konflik kepentingan dalam tubuh Dispora. Bidang Prestasi dinilai tidak lagi menjunjung asas profesionalisme dan keadilan dalam pembinaan olahraga pelajar di daerah.

“Tindakan seperti ini jelas mencoreng dunia olahraga kita. Ini bentuk nepotisme yang harus dikutuk,”tegas Angki.

Lebih lanjut, ia menyebut tindakan tersebut berpotensi mematikan semangat atlet muda yang telah bekerja keras meraih prestasi secara fair. “Bayangkan, mereka sudah berjuang di arena Pra-POPNAS, namun digantikan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Ini sangat tidak mendidik,” tambahnya dengan nada kecewa.

Angki juga menyoroti lemahnya pengawasan dari pimpinan Dispora Provinsi terhadap bawahannya yang dinilai bertindak sewenang-wenang. Ia menegaskan bahwa lembaga pembina olahraga seharusnya menjadi teladan dalam menegakkan nilai-nilai sportivitas dan meritokrasi.

Atas kejadian tersebut, Angki mendesak Gubernur Maluku Utara untuk segera melakukan evaluasi terhadap Kepala Dispora.

“Kami berharap Gubernur bertindak tegas dan mengevaluasi Kadispora yang gagal mengurus olahraga di tingkat pelajar. Jangan biarkan nepotisme merusak masa depan atlet muda Maluku Utara,” pungkasnya. (Tim/Red)