SOFIFI, Corongpublik// Pemerintahan Gubernur Sherly Tjoanda dan Wakil Gubernur Sarbin Sehe menandai 100 hari masa kerja mereka pada 30 Mei 2025 dengan sejumlah gebrakan nyata yang mengubah wajah Maluku Utara. Dalam waktu singkat, keduanya berhasil menyalakan obor perubahan di Negeri Rempah melalui reformasi di sektor pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sejak dilantik Presiden Prabowo Subianto pada 20 Februari 2025, pasangan ini langsung “tancap gas”. Tak menunggu lama, mereka menyusun kerangka kerja lima tahun ke depan setelah mengikuti retreat kepala daerah di Akademi Militer Magelang. Fokus utama, pelayanan dasar pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.
Pendidikan Gratis, BOSDA, dan Beasiswa Internasional
Dalam 100 hari, Sherly mencabut seluruh pungutan komite untuk SMA, SMK, dan SLB negeri. Sebanyak Rp 34 miliar dialokasikan untuk BOSDA, bahkan menyasar sekolah swasta dan madrasah mulai Juli 2025. Sebanyak 2.330 ijazah yang sempat ditahan karena tunggakan, dikembalikan tanpa syarat.
Renovasi 118 sekolah pun digencarkan dengan anggaran Rp 63,3 miliar. Tak berhenti di sana, Pemprov menandatangani kerja sama beasiswa dengan 27 perguruan tinggi terakreditasi B dan membuka akses internasional lewat kerja sama LPDP ke 53 negara dan kampus top dunia.
“Kami percaya pendidikan adalah jalan utama menghapus kemiskinan struktural,” tegas Sherly.
Kesehatan Gratis dan RSUD Naik Kelas
Bidang kesehatan juga tak luput. Dua rumah sakit RSUD Bobong dan RSUD Maba mulai dibangun ulang dan ditingkatkan dari tipe D ke tipe C. Bersama Menkes Budi G. Sadikin, Sherly meresmikan proyek ini pada 9 Maret 2025 sebagai bagian dari upaya pemerataan layanan kesehatan.
Mulai 1 Juni 2025, Maluku Utara resmi menerapkan Universal Health Coverage (UHC). Warga bisa langsung berobat cukup dengan KTP, tanpa menunggu aktivasi BPJS 14 hari.
“Dalam soal kesehatan, tak boleh ada waktu terbuang nyawa bisa jadi taruhannya,” kata Sherly.
Tanggap Bencana, Aktivasi Transportasi, dan Sekolah Rakyat
Usai bencana yang memutus jembatan di Halmahera pada April lalu, Pemprov sigap mengalokasikan Rp 7,3 miliar dari dana darurat. Sementara di sektor transportasi, Sherly mengaktifkan kembali Pelabuhan Sofifi dengan rute baru Bitung-Ternate-Sofifi-Bitung.
Dalam bidang pendidikan alternatif, Pemprov menyediakan 10 hektare lahan untuk Sekolah Rakyat sebuah konsep sekolah boarding bagi 1.000 siswa SD hingga SMA, Lokasi awal direncanakan di Sofifi, Tobelo, dan Ternate mulai Juli 2025.
Perlindungan Sosial, UMKM, dan Kampung Nelayan Modern
Untuk mendukung nelayan, buruh, dan pedagang, Pemprov meluncurkan program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) termasuk beasiswa bagi dua anak jika peserta meninggal akibat kecelakaan kerja.
Sherly juga membangun Kampung Nelayan Modern di Dufa-dufa, Ternate, dengan investasi Rp 50 miliar, termasuk 175 kapal nelayan, cold storage, bibit rumput laut, pabrik es, dan 700 rumah layak huni.
“Ekonomi harus jalan, rakyat harus terlindungi,”ujarnya.
Dukungan Ibadah dan Reformasi Birokrasi
Untuk pertama kalinya, jemaah haji Malut menerima uang saku dari APBD sebesar Rp 1,076 miliar. Pemerintah juga menggelar bursa kerja (job fair) yang menjaring 12.252 pelamar dan membuka peluang magang ke Jepang.
Reformasi birokrasi tak dilupakan. Sebanyak 1.394 PPPK baru diangkat. Penggunaan presensi palm vein diberlakukan demi memastikan ASN hadir dan melayani, bukan sekadar absen formalitas.
Antikorupsi dan Pemerintahan Bersih
Pemprov dan Polda Malut menandatangani Nota Kesepahaman pengamanan dan pendampingan seluruh program pemerintah. Ini menjadi langkah awal untuk membangun pemerintahan bersih dan transparan.
Dedikasi untuk Rakyat dan Benny Laos
Capaian 100 hari ini dipersembahkan Sherly untuk rakyat Malut dan mendiang suaminya, Benny Laos.
“Seratus hari memang singkat, tapi cukup untuk menyalakan obor perubahan. Tugas kami selanjutnya adalah menjaga api ini tetap menyala,” pungkasnya.
100 hari pertama Sherly-Sarbin bukan hanya deretan program tetapi fondasi perubahan. Dalam waktu yang relatif singkat, kepemimpinan keduanya telah menghadirkan harapan baru bagi Maluku Utara dari pendidikan yang merata hingga layanan kesehatan universal, dari pelabuhan aktif hingga nelayan mandiri.(Tim/Red)