Unipas Sosialisasikan Biota Laut Dilindungi di Desa Galo-Galo

37

MOROTAI, Corongpublik// Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pasifik Pulau Morotai (Unipas) menggelar sosialisasi biota laut dilindungi di Desa Galo-Galo, Kamis (14/11/2025). Kegiatan yang dihadiri masyarakat, pemerintah desa, dosen, serta mahasiswa ini bertujuan meningkatkan pemahaman warga tentang pentingnya menjaga kelestarian biota laut dan ekosistem pesisir.

Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Iswandi Wahab, S.Pi., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat merupakan kunci keberhasilan konservasi. Ia turut menyampaikan apresiasi atas dukungan warga Galo-Galo yang antusias mengikuti kegiatan tersebut.

Kepala Desa Galo-Galo, Muhgiat Kudo, juga mengapresiasi langkah Unipas dan mendorong warganya memanfaatkan forum tersebut untuk berdiskusi dengan mahasiswa dan dosen mengenai potensi kelautan desa.

Sebelum pemaparan materi, panitia menyerahkan peta lingkungan Desa Galo-Galo kepada pemerintah desa. Penayangan video dokumenter mengenai biota laut dilindungi kemudian membuka rangkaian sosialisasi.

Materi pertama disampaikan oleh Djainudin Alwi, S.Pi., M.Si., yang mengulas berbagai jenis biota dilindungi seperti ikan kakatua, karang, penyu, hingga mamalia laut. Ia menekankan sanksi bagi pelaku penangkapan biota dilindungi serta menyinggung kasus pembunuhan mamalia laut yang pernah terjadi di perairan Morotai.

Dalam sesi tanya jawab, Ketua Dadaru Konservasi, Bambang R. Adam, mempertanyakan manfaat ekologis ikan kakatua. Djainudin menjelaskan bahwa ikan tersebut berperan penting mengendalikan pertumbuhan alga dan menjaga kesehatan terumbu karang.

Materi kedua disampaikan oleh Kismanto Koroy, S.Pi., M.Si., yang membahas dampak perubahan iklim terhadap laut, mulai dari kenaikan suhu air, perubahan pola cuaca, hingga abrasi pesisir. Ia memaparkan data BNPB terkait bencana ekologis serta temuan penelitian tahun 2024 yang mencatat penyusutan daratan di Desa Koloray mencapai 1,5 meter per tahun.

Sorotan peserta muncul dari Asrun Adam yang menilai abrasi di Galo-Galo dan Koloray dipicu aktivitas reklamasi di Desa Darpan. Kismanto menjawab bahwa penyebab abrasi perlu dikaji melalui analisis arus dan garis pantai, namun reklamasi dapat menjadi salah satu faktor pemicu. Ia merekomendasikan penanaman mangrove sebagai langkah mitigasi.

Menanggapi hal itu, Kepala Desa Galo-Galo meminta Unipas meneliti jenis mangrove yang paling sesuai untuk pesisir desa agar program rehabilitasi bisa berjalan efektif.

Kegiatan ditutup dengan arahan Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang meneguhkan komitmen bersama antara Unipas dan pemerintah desa untuk memperkuat upaya konservasi pesisir di Desa Galo-Galo.

—Tim/Red—